Cerita panas dengan anak smu atau cerita panas dengan anak sma tentunya membuat siapa saja yang membaca cerita panas ini ingin merasakan bagaimana sempitnya memek seorang anak smu yang masih perawan, oke langsung saja ceritanya seperti berikut ini:
Suatu hari pas aku sedang turun kelapangan untuk menjaga lahan parkirku, tepatnya ketika para pengunjung sudah banyak pulang dan akupun mau pulang tetapi sayang masih ada beberapa motor lagi yg belum keluar dari tempatku. Terpaksa aku menunggu saja daripada aku sia-siakan sisanya karena lumayan bisa buat beli rokok bila semua dari sisa motor yg belum keluar itu. Tak lama kemudian ada 2 orang Abg masih belia banget dan kutaksir saja mereka berdua masih SMU. Ketika ia mau mengambil motornya, akupun langsung spontan saja pengen mengajaknya ngobrol.
" Sudah mau pulang ya dek ?? " tanyaku
" Hmm.. iya bang, sudah malem nih " katanya
" Belium malem kok, baru pukul setengah 10 nih " katanya
" Iya sih, sebenernya masih awal sih, tapi takut nyokap nyariin " katanya
" Oya ?? anak mama donk kalian " candaku
" Bukan donk.. cuma gak enak aja kalo bohong "
" Udah rin, jangan pulang dulu, kita jalan-jalan lagi aja yuk. Kamu nginap sama aku aja dirumah nenek. Telpon aja mama kamu, bilangin nginap dirumah nenek aku. Nenek udah tidur jam segini. Gak bakalan tahu dia kalo kita pulangnya udah malem. Mau gak? " potong temannya
" Nah.. bener tuh, sayang donk waktu muda gak dihabisin dengan senang-senang. Ikutin aja apa kata temen kamu itu biar nanti kamu gak nyesel dan dapat pengalaman baru " kataku
" Eeehh.. hmmm.. Ntar aku telpon mama dulu ya, kamu tunggu disini dulu " katanya
Anak itu pergi menjauh dari aku dan temannya untuk menelpon mamanya.
" Nama kamu siapa dek? " tanyaku kepada temannya
" Mita bang, yang itu namanya Rini " katanya
" Masih sekolah? " tanyaku
" Iya bang masih SMU, kelas 2 " katanya
" Kalian cuma teman sekelas atau masih sodara? " tanyaku
" Cuma teman sekelas aja sih, tapi udah kayak sodara. " katanya
" Kalian cantik-cantik menurut abang, sudah punya pacar? " tanyaku lagi
" Belum bang, takut sama papa. Gak bakal diizinin sama papa kalo aku pacaran " katanya
" Papa kamu bener sih, tapi kan kalo kamu mau.. kan bisa pacaran sembunyi-sembunyi.. bener gak ? " kataku
Tiba-tiba Rini sudah selesai nelpon mamanya.. datang menghampiri dan memutuskan pembicaraanku dengan Mita.
" Udah Mit, mama ngizinin aku nginap sama kamu. Abis ini mau jalan kemana? " tanyanya
" Kita muter-muter dulu cari tempat yang asyik buat kita nongkrong " kata Mita
" Ya udah, yuk.. Oya nih bang uang parkirnya " kata Rini memberiku uang parkir
" Gak usah dek, ambil aja. Lagian abang perhatiin kalian juga sering datang kemari " katanya
" Oh ya udah, makasih ya bang " katanya langsung menancap gas meninggalkanku
Akupun kembali sendiri menunggu sisa motor yg laen yang belum keluar. Dasar nasib, gara cuma nunggu 5 motor lagi aku harus menunggu 1 jam lebih belum juga keluar. Tak lama kemudian 2 Abg tadi datang lagi kepadaku, sepertinya ada masalah bila aku lihat paras mereka.
" Kok kembali lagi dek? " tanyaku
" Anu bang, kami tadi diikutin beberapa orang tak dikenal. Kami takut, makanya kami kemari lagi mau minta tolong sama abang " kata Rini
" Oh, mana orangnya ? " tanyaku
Tiba-tiba datang 5 buah motor yang dikendarai 5 orang Lelaki sebayaku.
" Oh kalian rupanya? " kataku kepada semua yang datang
" Halo Bang Toyib, sorry bang ganggu nih. Kami mau bersenang-senang dengan mereka dulu bang " kata salah satu dari mereka sambil menunjuk kepada Mita dan Rini
" Mending kalian semua cari yang laen aja " kataku
" Lho kenapa bang? Kami kan tak mengganggu abang " katanya
" Lho semua mau mampus apa di tangan gue? hah ??? " bentakku
" Ja...jangan bang.. ampun deh.. sorry bang.. " katanya
" Eh kalian memang lagi beruntung kenal dengan bang Toyib, kalo nggak kalian pasti kena dengan kami " kata temannya
Akupun secara spontan melayangkan tamparan kemukanya.. " Plaaakkk "
" Woy, udah gue bilang pulang ya pulang. Jangan banyak bacot lo.. beneran mau mampus lo? " bentakku sambil menarik bajunya..
" Ehhh... iii...iiiiya bang.. ampun " katanya dan mereka semua langsung kabur.
" Udah dek, sekarang aman.. kalian boleh pulang. Abang jamin mereka pasti gak akan ngikutin kalian lagi " kataku
" Gak mau bang, kami mau pulang masih takut di ikutin lagi sama mereka " kata Rini
" Iya bang, mereka pasti masih dendam sama kami " kata Mita
" Ya sudah, kalo mau disini ya silahkan sambil nemenin abang parkir. Ntar abis selesai parkir abang anterin kalian pulang " kataku
" Iya bang gpp, kami disini aja deh.. " kata Mita
Setengah jam kemudian parkirku selesai, akupun mengantar mereka pulang. Didalam perjalanan aku sengaja menyuruh mereka jalan duluan dan aku mengikuti mereka dari belakang, ternyata Mita dan Rini benar. Orang orang tak dikenal tadi masih mengikuti mereka. Malah mereka berani menghentikan Mita dan Rini ditengah jalan. Aku langsung saja melaju kearah mereka. Aku parkirkan motorku ditepi jalan dan langsung saja aku mengeluarkan Badik yang kuselipkan didalam jaket dan kutodongkan kesalah satu dari mereka.
" Kalian memang bener-bener mau cari mampus sama gue ya? " kataku sambil menyayat sedikit mukanya
" Bang, jangan bang.. Oke..oke.. kami nyerah dan minta maaf.. " katanya langsung kabur bersama teman-temannya meninggalkan kami.
" Mita, Rini.. udah ayo pulang. Udah gpp.. " kataku dan mereka melanjutkan perjalanan.
Beberapa menit kemudian sampailah kami dirumah nenek Mita.
" Bang, gak masuk sekalian dulu " katanya
" Ah gak usah, gak enak sama orang rumah disini " kataku
" Gpp kok bang, disini memang gak ada orang. Nenek dan kakek gak ada dirumah, mereka nginap ditempat paman. Baru tadi sore nenek nelpon aku. " kata Mita
" Masa? Kalo gitu sih boleh-boleh aja, abang juga mau minta minum sama kamu, abang haus nih " kataku
Kamipun masuk kedalam rumah, Mita langsung mengunci pintu rumahnya.
" Abang nginep disini aja, kami takut bang soalnya gak ada laki-laki dirumah ini yang bisa jagain kami bila kami tidur nanti " kata Mita
" Iya bang, please deh.. " sahut Rini
" Ok lah kalo itu yg kalian mau. Tapi jangan salahkan abang ya kalo tetangga sebelah tahu ada abang nginep disini sama kalian " kataku
" Gpp bang, daripada kami ketakutan disini dengan hal yang tadi. Mendingan ada abang disini, kami bisa merasa lega rasanya " kata Rini
Mitapun langsung kedapur, mengambil air putih untukku.
" Oya mit, aku numpang mandi ya, gerah nih rasanya " kata Rini sambil meninggalkanku sendiri diruang tamu.
Tak lama kemudian Mita datang menghampiriku sambil membawa segelas air putihnya untukku. Aku langsung menerimanya.
" Bang, nanti kalo mau tidur dikamarku aja ya, sama Rini. Kami jadi tenang kalo ada abang yang jagain disamping kami. Mau ya " kata Mita
" Gak usah, diluar aja " kataku
" Mau ya bang, Mita beneran takut bang sejak kejadian tadi " kata Mita
" Iya deh, untung aja kalian sudah kenal dengan abang. Coba kalo gak, gimana nasib kalian hari ini bila bertemu mereka tadi " kataku
" Hehe.. iya bang, makasih. Abang kayaknya preman ya? Kok aku liat mereka semua takut sama abang. Kalo bukan preman, pikirku kenapa mereka harus takut sama abang. Bener gak ? " kata Mita
" Abang bukan preman, kalo preman abang pasti sudah dapat jatah disana sini, ngapain abang harus jaga parkir " kataku
" Tapi kenapa mereka takut sama abang? " tanya Mita
" Ya gak tahu, mungkin aja mereka anggap abang ini seperti preman. Soalnya abang pernah berantem lawan 8 orang, dan salah satu dari mereka tewas ditangan abang. Ya itu dulu, lagian abang sudah menjalani hukuman 2 tahun setengah didalam penjara. Itu karena abang bukan sengaja membunuh melainkan abang membela diri dari pada abang yang mati. Mungkin sejak kejadian itu maka sampailah dari mulut kemulut bahwa abang adalah seorang preman. Padahal kenyataannya, kena pisaupun abang pasti luka dan berdarah. " jelasku kepada Mita
" Bang, jujur aku lihat abang seperti ada yang istimewa dalam diri abang, bukan karena aku telah ditolongin abang tadi. Aku melihat abang adalah sosok yang pantas buatku " kata Mita
" Apa maksud kamu? abang gak ngerti " kataku
" Aku ingin abang mau jadi pacarku, sudah lama aku memperhatikan abang, cuma hari ini adalah hari yang kebetulan kita ketemu dan ngobrol bersama " kata Mita
" Hahaha.. Aneh, begini kenapa abang bilang aneh, pertama kamu belum kenal dengan abang lebih dalam, kedua.. abang ini jelek, lihat aja gigi abang aja ilang satu didepan. Masa kamu suka sama abang sementara masih banyak cowok sebaya kamu yang lebih dari abang " kataku
" Iya bang, tapi entah kenapa hati aku memilih abang. Jujur, aku cari cowok bukan dari parasnya, uangnya atau pekerjaannya. Tapi aku mencari cowok yang bisa jagain aku dari segala gangguan dan aku melihat abang adalah cowok yang aku idam-idamkan " katanya sambil meraih tanganku dan langsung menciumnya
Aku hanya bisa termenung dan tak bisa berkata apa-apa. Tiba-tiba dia menyapaku..
" Bang, kok diam? gak mau ya sama aku " tanyanya
" Bukan begitu, abang lagi berpikir. Abang bingung harus menerima atau tidak, bilang abang menerima kamu, apa kata teman-teman kamu, keluarga kamu namun bila abang tidak menerima kamu berarti abang menyia-nyiakan kesempatan dan abang sendiri memang belum punya pacar dan kebetulan abang memang sedang mancari pacar. Abang tidak menyangka ternyata malah kamu yang bilang duluan sama abang " kataku
" Ya, aku cinta sama abang walau cuma melihat abang dari jauh selama ini. Baru kali ini kita bisa dekat, dan hari ini aku untuk pertama kalinya nembak cowok " katanya
" Oke, abang mau sama kamu dan abang harap kamu gak kecewa bila setelah tau abang itu seperti apa suatu saat nanti " kataku
" Aku siap menerima apapun yang terjadi, kita jalani saja bang " katanya sambil mencium bibirku
Aku langsung mendorongnya, dan Mita pun langsung menggerutu.
" Mita, belum saatnya.. sudah kamu tidur aja " kataku
" Oke.. makasih abangku sayang, Mita pamit tidur. Kalo mau kita tidur bareng sama Rini di kamar, Gpp kok. Nanti aku siapin buat abang " katanya
" Gak usah, abang tidur disofa aja " kataku
Aku perhatikan Mita meninggalkanku, lalu kulihat dari jauh ternyata Rini sudah tidur duluan. Akupun kembali merenungi nasibku hari ini. Akhirnya aku dapat pacar lagi, padahal aku baru putus bulan lalu. Tapi aku benar-benar bingung, kenapa banyak wanita yang ingin menjadi pacarku. Akhirnya akupun terlelap. Entah apa yang terjadi, aku terbangun dari tidurku karena merasa haus. Aku pergi kedapur untuk mengambil air putih, tak sengaja aku melihat kearah kamar mandi, aku melihat Rini sedang buang air kecil karena Rini tidak menutup pintu. Langsung saja gairahku meningkat melihat kejadian itu. Akupun menuju kekamar mandi..
" Ehh bang, maaf lupa ngunci pintu. Tadi aku pikir udah gak ada orang kesini, tadinya aku lihat Mita sudah lelap dan abang pun juga terlelap, makanya gak aku kunci " kata Rini
" Rin.. " kataku langsung memeluk tubuh Rini
" Eh bang, jangan.. " katanya
" Rin.. Hmm.. " kataku sambil meraba Vaginanya
" Bang, jangan... bang " katanya berusaha memberontak dari pelukanku
" Abang mau melakukannya sama kamu rin, abang gak bisa nahan lagi rin, maafin abang " kataku
" Jangan bang, please bang.. " katanya
Aku langsung melepas pakainku semua, lalu buka kaki dan pahanya Rini. Aku menjilati vaginanya sementara Rini terus saja memberontak tetapi tak bersuara yang bisa membuat Mita bangun. Aku tak peduli walupun Mita bangun, aku tetap saja ingin menikmati tubuh Rini.
" Sssstttt... aaahhh.. hmmm " desah Rini
Puas dengan menjilati vagina Rini akupun membuka baju Rini dan menikmati payudara Rini. Putingnya aku hisap secara bergantian dan Rini tak menolak lagi atas perlakuanku terhadapnya.
" Ehhhmmm.. aaahhh bang, sssssttt aaahhh terus bang " katanya
Beberapa menit kemudian setelah puas menjilati tubuh Rini, aku memandu batang penisku ke arah lubang vaginanya. Lalu keterobos saja dan memang sih agak susah tetapi aku berusaha menghujamkannya sampai bisa masuk. Dan akhirnya masuk..
" Awww... aduh, sakit bang.. " kata Rini
" Tahan aja sayang, nikmati saja. Memang beginilah rasanya kalau kamu belum pernah melakukan ini. Nanti juga bakal lain rasanya. Nikmati saja ya " kataku sambil mencium dan melumat bibirnya.
Setelah Rini tak bersuara lagi, aku pelan-pelang memompa vaginanya.
" Aaaahhh.. terus bang, enak bang rasanya udah gak sakit lagi kayak tadi " katanya
Akupun mempercepat gerakanku memompa vaginanya. Akan tetapi aku tidak ingin permainan ini cepat selesai, aku pun mencabut batang penisku dari vaginanya dan kusodorkan kemulutnya.
" Rin, buka mulutmu sayang " kataku
" Gak mau bang, aku geli dan jijik bang " katanya
" Buka aja rin, maukan kamu beri abang kepuasan? Nanti abang pasti akan membalasnya, abang akan memberikanmu kepuasan juga. Please.. " kataku
Rini pelan tapi pasti membuka mulutnya, aku langsung saja menancapkan batang penisku kedalam mulutnya. Ku pandu Rini dengan memegang kepalanya agar mengikuti iramaku.
" Weeekkk, aaahhh... bang sudah ya " katanya
" Ya sudah gpp, kamu buka paha kamu, abang akan beri kamu kepuasan seperti janji abang tadi " kataku
Rini membuka kakinya dan melebarkan pahanya, aku lalu mengecup klitorisnya dan ku jilati hingga Rini mengelinjang, ku gigit sedikit klitorisnya..
" Aww.. aah yeaah ssssttt " desahnya seiring gerak tubuhnya yang mengelinjang sambil tangannya menahan kepalaku. Setelah kurasa cukup aku pun kembali menancapkan batang penisku kedalam lubang vaginanya.
" Aduh, pelan-pelan bang " pintanya
Aku menurutinya dan setelah batang penisku kembali masuk akupun mulai memompa vaginanya dengan gerakan perlahan hingga sedikit demi sedikit kupercepat gerakanku. Rini sudah mulai meracau omongannya dan tak begitu jelas kudengar kata-katanya ditelingaku. Beberapa menit kemudian aku merasa akan mencapai puncak klimaks dan langsung saja aku cabut batang penisku dan kutumpahkan spermaku di pantatnya.
" Ooohhhh yeeeeaaaaahhh Rini.... Ssssttt aaahh yeaahh " kataku
Setelah puas aku melihat cairan spermaku mengalir kebawah mengenai vaginanya dan akhirnya jatuh kelantai. Kupeluk tubuh Rini dan kulumat bibirnya. Lalu kami pun membersihkan diri kami masing-masing dengan air yang ada dikamar mandi. Dan kami pun mengenakan pakain kami masing-masing.
" Rini, terimakasih ya. Abang minta maaf banget sama kamu telah merenggut mahkota kamu " kataku
" Sebenarnya Rini sedih bang, tapi apa yang harus disesali bila semuanya sudah terjadi? Rini juga merasa puas bang, ini pengalaman yang berharga bagi Rini " katanya
" Ya sudah, kamu jangan cerita sama siapapun, termasuk sama Mita ya. Abang gak mau Mita kecewa sama abang " kataku
" Apa maksud abang ? " kata Rini
" Hmm anu.. Mita, Rin.. Abang sudah jadian sama Mita tadi sebelum tidur " kataku
" Bang, aku gimana? " tanya Rini
" Ya, kamu maunya gimana? " kataku
" Aku juga mau jadi pacar abang, aku gak mau disia-siakan setelah kejadian ini " kata Rini
" Ya sudah, kamu juga pacar abang, tapi jangan bilang sama Mita kalo kita juga pacaran ya. Kamu tolongin abang rin, abang gak mau Mita kecewa. Janji ya ? " kataku sambil menunjukkan jari kelingking kedepannya
Rinipun menunjukkan jari kelingkingnya dan menyentuhkan jari kelingkingnya ke jari kelingkingku. Kamipun keluar dari kamar mandi. Rini menuju kamar dan aku kembali tidur disofa. Sejak kejadian itu, aku lebih sering melakukan sex dengan Rini dan Mita sama sekali tak kusentuh sedikitpun. Hubungan itu kami lakukan sampai Rini nyerah kepada Mita dan rela melepasku agar aku kembali kepada Mita. Dan Mita tak pernah tahu aku berpacaran juga dengan sahabatnya. Akhirnya Rini punya pacar baru namun ia masih saja tak bisa melupakanku. Ia masih saja menelpon atau SMS aku untuk bertemu dan melakukan hubungan sex.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar