Ketika malam taon baru kemaren aku kebetulan berada di Bali, sekalian menyelesaikan kerjaan kantor, aku melewatkan pergantian taon disana sekalian bersama teman2ku. Penuh sesak deh tempat dimana aku berada. Gelak tawa, soraksorai dan peluk cium menandai momen pergantian taon, aku ikutan larut dalam gegap gempita yang terjadi. Kebetulan ketika itu aku berada dekat 4 orang abege yang ceria banget. Aku kebagian melukin mereka satu
persatu, mereka juga gak perduli siapa aku, pokoknya begitu count down menjelang jam 12 tengah malam selesai, siapapun yang berada deket kita bole ja dipeluk sambil ngucapin slamet taon baru.
Setelah suasana riuh mereda, kami pun berkenalan. Mereka ber4, Sintia, Ayu, Dina dan Inez, ngajakin aku pindah ke table mereka, ngobrol ngalor ngidul ja sambil minum minum, Kuliat minuman mereka ada yang beralkohol ada yang tidak, aku ndiri minum sedikit alkohol saja supaya bisa tetep seger tanpa pengaruh alkohol. Makin malem, suasana makin memanas aja, mereka udah pada joget2 diiringi lagu2 progressive, sementara aku cengar cengir ja ngeliatin kelakuan 4 abege yang makin liar. Menjelang subuh mereka beranjak mo pulang, saat itu aku mencoba untuk menahannya. “Masih sore gini mo pada kemana, mending juga kita cari tempat yang lebih private untuk berasik ria. Ada temen2 ku yang siap berasik ria kalo kalian minat.” Mereka ber4 saling berpandangan. “Gimana, pada minat gak”, tanya Sintia, sepertinya dia yang menjadi kepala geng mereka ber4 pada teman2nya.
“aku panggil temen2ku deh ya”, kataku tanpa menunggu jawaban mereka. Temen2ku, termasuk aku tentunya, ok2 semuanya, ganteng2 dan atletis Mereka langsung berakrab2 dengan teman2ku, kayanya temen2ku welcome semuanya buat mereka. aku sendiri mah lebih tertarik sama Inez, abege yang menurutku paling muda dan paling cantik diantara
mereka ber 4, walaupun badannya paling langsing. Dan Inezpun gak kebratan kalo aku milih dia. Memang aku demen banget ma abege yang imut, langsing walaupun tocil. Temen2ku segera menggandeng pilihannya masing2 dan menghilang melanjutkan acara masing2.
Aku mengajak Inez ke apartmen temenku.“Emangnya temen om gak ada di apartmen”. “Belon pulang kali Nez”, jawabnya. Aku duduk di sofa, dia duduk disebelahku. “Nez, kamu paling cantik deh diantara ber4, kamu yang paling muda ya”. “Iya 0m”. “Kamu seringnya dugem ber 4 gitu, heboh banget dugemnya, ampe minum alkohol segala". "Gak si om, ni kan malem taon baru, boleh lah sekali2 gila gini. Kalo gak gila gini kan kita gak ketemu", jawabnya manja. "iya juga si". "Om napa milih Inez". "aku suka ja ma abege imut kaya kamu, sexy". "Masa si om Inez sexy, kurus gini, tocil lagi, yang laen kan lebi toge". "Justru yang tocil imut gini yang lebi merangsang buat aku". "Skarang dah terangsang ya om". "Dari tadi". "Dah ngaceng dong", Inez dah terpengaruh alkohol sehingga bebas banget ngomongnya.
"periksa ja ndiri kalo mo tau ngaceng enggaknya". Dia cuma senyum2 ja, masi malu untuk bertidak agresif, biar dah terpengaruh alkohol juga. “emangnya kamu blon punya pacar?" “Ada sih, cuma dia lagi keluar kota, gak sempet pulang, paling baru lusa dia balik lagi”. “Ngapain, kok malem taun baru ceweknya ditinggal2?. “Ada proyek yang mesti dia kerjain, tanggal 2 dah mesti run, jadi terpaksa deh gak bisa malem taun baruan sama Inez”. “Ya udah, ngabisin malem taun barunya sama aku aja ya”.
Tiba2 aku mencium bibirnya. Dia kaget juga karena serangan mendadak ku, tapi langsung aja nya ciumanku disambutnya. lidahku menjelajahi kedalaman mulutnya yang disambut dengan perlawanan lidahnya. Aku langsung menyapu langit-langitnya, kami berpagutan, saling balas. Sambil menciumnya, tanganku melingkari badannya dan kupeluk dia, sementara aku meremas toketnya dari luar. Baju ketat yang dipakainya membuat toketnya tercetak dengan jelas walaupun imut juga. kedua tanganku terus meremas kedua toketnya dengan penuh nafsu tanpa melepas ciumanku.
Dia mendesah tertahan karena merasakan nikmat yang tak terkira. tubuhnya dilanda fantasi nikmat yang membuat libido ku sendiri naik. Remasanku yang kadang cepat dan melambat itu membuat nafsunya makin naik dan tak terkendali. aku melepas ciumanku tapi tidak menghentikan remasanku. Kini dia merapat ke aku sehingga tubuh kami sangat dekat, hal ini membuat aku makin mudah meremas toketnya. aku sangat pintar dalam hal mempermainkan
nafsunya, dia sangat menikmati remasanku sehingga membuatnyau mendesah tak karuan. “Umhh…uhh..uhhh…enak..om…uhhhhh…teru ss.. u hh”. Desahannya makin membakar nafsuku.
Aku menyeretnya ke kamar, aku melepas semua pakaianku hingga telanjang. batangku sudah menegang pada ukuran maksimalnya. "Ih, batang om gede banget". "Mangnya batang cowok kamu kecil ya Nez". "Dibanding om punya ya kecil lah, ini mah extra large ya om. Pa muat nanti di vegi Inez". "Ya liat ja nanti, pasti kamu klojotan kalo batangku dah kluar masuk di vegy kamu". Aku menyuruhnya untuk menyepong batangku. Dia menggenggam batangku yang udah keras sambil dikocok2 lembut, sementara bibir dan lidahnya memainkan bola2 ku dengan lincah. Kecupan2 kecil di bola ku sungguh bikin merinding, dan dia meneruskan dengan menjilat2 batangku dengan gerakan pelan tapi sangat berasa, membasahi batangku dari bawah sampe ke atas, bolak-balik sampe batangku bener2 keras.
mulutnya langsung menyambar dan mengemut kepala batangku. Isepannya bener2 kuat dan liar, kemudian ritual itu diulanginya lagi. dijilatin dari atas sampe bawah, bola2ku pun digigit2in lembut ampe aku terdiam keenakan. Lama juga dia mainin batangku dengan gemas, akhirnya langsung saja dikulumnya kepala batangku yang besar itu. Mula-mula disapunya ujungnya dengan lidah sambil dikocok pelan dengan tangan kirinya. “ahh..ahh…isep Nez," desahku nikmat. Dia masukkan kepala batangku kedalam mulutnya lalu diisapnya sehingga aku merem-melek keenakan. Tak
seluruhnya batangku bisa masuk kedalam mulutnya. Dengan tangan kanannya, dikocoknya batangku yang tak masuk kedalam mulutnya. Dia mengisap kepala batangku itu lalu dikeluar-masukkannya batangku itu kedalam mulutnya. ”ah..uh..uhh..enak Nez…kamu jago nyepong yah…” aku mendesah keenakan menahan nikmatnya disepong. Aku merasa sudah akan orgasme, batangku berkedut-kedut dalam mulutnya, lalu sebuah lenguhan panjang keluar
dari mulutku, aku menahan kepalanya sehingga batangku masuk lebih dalam lagi, bersamaan dengan itu maniku menyembur memenuhi mulutnya, langsung ditelannya maniku dan dibersihkannya batangku dari sisa-sisa maniku dengan lidahnya. Aku menarik batangku keluar dari mulutnya.
Tiba-tiba aku mendengar suara. ”wah..wah..kupikir siapa..Frans..kau gak bilang-bilang sih…” Dia sangat kaget ternyata ada yang melihatku saat dia mengulum batangku. “kenalin, ini Ari, temenku yang punya apartmen ini. Ini Inez”. Dia berjabat tangan dengan Ari, mulutnya masih belepotan maniku yang meleleh keluar dari mulutnya saking banyaknya aku ngecret dimulutnya. “Ya udah terusin aja, aku gak ganggu deh”, kata Ari sembari keluar kamar.
Aku langsung meremas toketnya lagi. Dia kaget sehingga dia mendesah keras. “ahhhh..ahhhhhh…” Aku menariknya ke kasur dan dalam posisi duduk berhadapan aku melumat bibirnya sambil meremas toketnya. Libidonya makin tak terkendali dan dia membalas ciumanku. Tanganku menelusup kebalik kaosnya dan meremas toketnya yang terbungkus bh warna putih. aku melepas ciumanku dan melepas kaos ketatnya, tanganku lalu menggapai punggungnya dan melepas kaitan bh nya, lalu kulempar bh 32 A itu, sehingga toketnya yang imut yang putih mulus dengan pentil yang masi masuk kedalam yang agak merah itu terlihat jelas.
Aku langsung membenamkan kepalaku di bukit kembarnya. “ohhh…ohhh..om…” dia mendesah menahan nikmat. Aku bermain cukup lama di sepasang toketnya sampe pentilnya yang tadinya masuk ke dalem jadi mencuat keluar, kukenyot toket kanannya dan meremas toket kirinya sambil terkadang mencubit pentilnya. “Ohhh…ohhh…ter..usss…om..ohhhh” dia mendesah lagi. aku makin bernafsu untuk mengenyot toketnya, sedangkan tanganku tak berhenti meremas toket nya yang tak lagi kukenyot.
Setelah puas menyusu toket kanannya, aku langsung mengenyot toket kirinya, kenyotanku semakin liar dan remasanku pun makin tak karuan. “uh..om….oh…oo..ohhhh….enak..omh..terus” desahnya karena kenyotanku yang membuat dia merasakan nikmat yang tak terbayangkan. Sambil mengenyot, aku memilin pentilnya yang tak kukenyot. Setelah 13
menit mengenyot toketnya, aku berhenti mengenyot lalu memilin kedua pentilnya sehingga libidonya semakin naik dan makin meledak-ledak.
Puas bermain dengan toketnya, aku langsung melepas celana dan cdnya sehingga aku dan dia telanjang. Aku memandangi tubuhnya dengan penuh napsu, perutnya rata, pinggangnya kecil, bulu2 di selangkangannya juga masih dikit. Aku langsung merebahkannya di kasur. Veginya sudah sangat basah. Tanpa berlama2 lagi, aku langsung melahap veginya. Bibir tipis coklat muda itu aku isep2 dengan kuat, lidahku menelusuri belahan bibir veginya menuju
klitnya yang juga aku gelitik dengan ujung lidah disusul isepan2 kuat, tubuhnya menjadi bergetar dan tersentak2 keenakan. Lalu kumasukkan jariku disitu dan kugerakkan maju mundur, “oh…ohh..oh..ohh..umhhh…ahh..a ..aaaaahhhh. …” dia mendesah karena tak tahan setiap diperlakukan seperti itu.
Cerita Dewasa : Setelah puas menyodok dengan jari, aku langsung mengarahkan batangku. Kugosok-gosokkan batangku pada bibir veginya sehingga ia kelojotan menahan nikmat. “ahh..ahh…ayo om..uhhh..” sambil mendesah dia memegang batangku lalu mengarahkannya kedalam veginya. aku langsung menyentakkan kepala batangku. Bibir coklat muda-nya itu terkuak oleh batangku menampakkan vegi yang bersih berwarna pink kemerahan, sementara dia berbaring telentang dengan mata terpejam sambil menghisap2 jemari tangannya. Tapi ketika kepala batangku mulai menguak bibir veginya, tiba2 dia meringis kesakitan. "gede banget si batang om", katanya. pelan2 aku masukin batangku menembus celah sempit veginya. Aku atur posisi kakinya supaya veginya lebih terbuka. masukinnya aja agak susah. Seru aja
ngeliat kepala batangku berusaha menguak sepasang bibir coklat muda veginya.
"Sakit nggak, Nez?" "Udah nggak kok, om... Enak2 aja..." Aku mulai menggoyang batangku keluar masuk dengan pelan, dia memejamkan mata sambil mendesis2 dikit dan sekali2 menggigit bibirnya. Aku pelan2 goyangnya sambil sesekali ciumin bibir dan sepasang toketnya. Alamak peretnya. Aku berhenti tiap dia meringis, dan dorong ke dalem sejengkal demi sejengkal hingga batangku bisa masuk semuanya. Hangatnya veginya langsung menyelimuti batangku dan jepitan dinding veginya memang serasa menghimpit kuat. Dia mengulurkan tangannya ke aku, minta supaya badan kuturunkan dan doi bisa aku. Dengan kedua tangan bertumpu di siku, pelan2 banget aku enjotin batangku ampe dia mulai bisa menikmati kehadiran batangku dalam veginya. aku ciumin telinga, leher dan sepasang pentilnya ampe dia menggelinjang kegelian bercampur enak.
Aku menindih dia dengan bertumpu di siku dan batangku terus menghantam veginya dalam tempo tinggi, sedangkan
bibirku asyik berpagutan liar ama bibirnya sambil sekali2 turun isepin sepasang pentilnya. Kakinya kini melingkari pinggulku. Aku yang sudah penuh nafsu itu langsung menggenjot batangku keluar masuk, makin lama makin cepat. Gesekkan batangku didalam veginya membuat dia merasa nikmat. “ahh…ahh… ayo om..uhh..genjot..yang..cepet ..ahhhh”
Mendengar desahannya itu, aku langsung meningkatkan kecepatan sehingga genjotanku sangat cepat. Terdengar bunyi berdecak setiap batangku menusuk veginya. Banyaknya cairan pelumas dalam veginya membuat batangku leluasa bergerak. “ohhhh…ohhhhhhh….oohhhhhhh….e. .enak..uhh hh” ampe akhirnya dia peluk erat punggungku dan badannya bergetar tanda kalo dia udah mendekati puncak. Dengan kondisi otot2 veginya yang makin mencengkeram, aku percepat goyangan dan menghujani veginya dengan tusukan2 kencang.
Seluruh badannya bergetar seirama genjotanku yang cepat. Tocilnya bergerak seirama genjotanku. melihat itu aku makin bernafsu, langsung kucaplok toket kirinya dan meremasnya dengan gemas, genjotanku juga semakin cepat. “uhh..uh..uhh..uhh..uhhhh..enak..umhh..” genjotanku yang begitu cepat itu membuat dia mendesah keenakan dengan suara erangan manja. Tempo genjotan pun aku tingkatin ampe dia mendesis2 keenakan di sela2 guncangan tubuhnya yang terkena hajaran batangku. Dia juga memainkan posisi kakinya, kadang terbuka lebar, kadang tergantung sambil menyilang, kadang ditaruh di pundakku hingga sensasinya buat aku juga berbeda2.
Sampe suatu waktu, tangannya menggapai2 dan menarik kepalaku turun untuk melumat bibirku sementara batangku terus menusuk2 veginya. Mendadak, dia melepaskan pagutannya dari bibirku, kedua tangannya memegang pipiku, dan dari mulutnya keluar erangan2 nikmat yang bertubi2, “Ohh..., ohh..., ahhh..., sshhh..., ohhhhhhhh...” Langsung deh
aku pentokin batangku sedalem2nya dan dia pun menggelepar2 di bawah badanku. Nafsunya sepertinya juga makin tak terkendali, sampai akhirnya dia memelukku dengan erat dan veginya terasa mencengkeram kuat batangku, "om, Inez nyampe om.... aaaahh..." genjotanku makin cepat sambil terus meremas toket kirinya. Kurasakan batangku berkedut-kedut lalu menyemprotkan maniku kedalam mekinya sambil melenguh panjang. “ohh…enak om…” kataku.
dia mengatur nafasnya, aku meremas pelan toketkanannya, kemudian berganti ke toket kirinya. Pentilnya yang mulai mengeras terus kukenyot, pelan2 batangku mulai tegak lagi. "Ih, om gak da matinya, baru ja ngecret di vegi Inez dh ngaceng lagi". "Kamu nikmat gak barusan". "Banget om". "Mana nikmat dengan cowok kamu". "nikmat ma om lah, mana batang om gede gitu lagi". "Masi mo ngerasai yang nikmat2 kan". "So pasti". "Ok, kalo gitu mulai lagi yuk, aku juga blon puas ngerasain kedutan vegi kamu. Vegi kamu peret abis deh, makanya berasa banget kedutannya. Kamu diatas ya Nez".
Setelah batangku mengeras lagi aku rebah di kasur. Dia kemudian bangun dan menaiki tubuhku yang kini telentang di ranjang, dia berjongkok di atas batangku, dia langsung mengarahkan batangku ke veginya dan dalam satu hentakan, kepala batangku menancap dalam veginya. kemudian diiringi suara mendesis2 dari mulutnya, batangku yang tegak dan
keras itu makin dimasukin dalam veginya. “Ssshhh..., gede banget sih om punya...,” desahnya sambil terus menggoyang2kan pinggulnya ampe batangku masuk semuanya ke dalem.
Aku merasakan jepitan otot veginya yang cukup kuat, dan ketika dia mulai bergoyang, batangku beneran serasa dibetot2. Kedua tangannya menggenggam erat tanganku untuk menjaga keseimbangannya hingga pinggulnya bisa bergerak maju-mundur dengan kecepatan tinggi. Aku sambut setiap gerakan majunya dengan tusukan kuat dari bawah yang
membuat dia menjerit2 keenakan. Buat aku sendiri rasanya nikmat banget deh tiap kali batangku menusuk ampe mentok dalam veginya, trus diputer ama goyangan pinggulnya ampe kaya ditarik ama libasan angin puting beliung. Sepertinya buat dia, mentoknya batangku berulang kali dalam veginya itu juga memberikan nikmat luar biasa sehingga
goyangannya jadi makin kuat aja.
Trus tepat pada satu momen di mana batangku seakan menyodok lebih dalem lagi, tiba2 dia terpaku dan tangannya mencengkeram kuat tanganku, lalu ambruk di atas badanku sambil mengeluarkan erangan panjang...“Ah, gila... Ssshhh... Enak banget om...” Tanpa menunggu perintah, dia langsung menggoyangkan kembali pinggulnya dengan kecepatan tinggi ampe batangku makin serasa dibetot2 oleh jepitan veginya. Tanganku mengelus setiap lekuk
tubuhnya lalu kedua tanganku berhenti di toketnya. Aku mengelus kedua toketnya sambil menyibakkan rambutnya yang menutupi toketnya. Rabaanku membuat dia geli. Aku meraba-raba toketnya lalu memilin kedua pentilnya sehingga membuatnya seperti tersengat listrik. Sambil sedikit medesah dia terus menggoyangkan pinggulku, sedangkan aku masih senang bermain-main dengan kedua pentilnya yang sudah mengeras itu, kucubit dan kupilin-pilin pentilnya, “ahh..ahh..pentil mu ngemesin sih Nez…”
Permainannya pada pentilnya membuat nafsunya makin meledak, digoyangkannya terus pinggulnya sedangkan aku kini meremasi kedua toketnya. Aku terus ja menyambut goyangannya dengan tusukan2 kuat dari bawah yang membuat dia beberapa kali terhenyak kembali karena nikmat dan mengeluarkan erangan2 penuh nafsu. dengan tangan bertumpu di atas dadaku, dia terus bergoyang. Goyangannya lebih pelan dari waktu awal2 tadi tapi lebih dihayati, veginya pun serasa makin erat aja menjepit batangku.
Posisi pantatnya sedikit nungging ketika pinggulnya berputar, seolah berusaha supaya batangku kena titik yang pas dalam veginya. Dan ketika nafasnya mulai memburu disertai dengan erangan2 nikmat, aku bantu angkat panggul ke atas hingga penetrasi maksimal. Reaksinya makin menggila, tanganku dicengkeram erat sementara pinggulnya bergoyang dengan kencang menikmati batangku yang udah mentok di dalem. Terus saja dia menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, toketnya yang terus kuremas itu membuat dia merasakan nikmat tak terbayangkan, pentilnya sudah keras dan toketnya basah terkena keringat, tubuhnya sudah basah kuyup karena keringat, sampe keringatnya menetes ke tubuhku. Dia memejamkan mata sambil terus menggoyangkan pinggulnya, lalu
“Uhhhhhhhhhhhhh….” Dia mengerang panjang, tubuhnya menggelinjang dan cairan kenikmatan membanjiri veginya, dia mendapatkan orgasmenya. tubuhnya bergetar hebat selama beberapa detik dan terkulai lemas di atasku. "Oooooh om, nikmat banget deh, Inez dah lemes om, om blon kluar ya". Aku senyum ja mendengar lenguhannya. "Ganti posisi lagi ya Nez", jawabku dan dia cuma mengangguk lemah.
Aku mengatur posisi tubuhnya jadi berbaring telungkup tapi pantatnya nungging tinggi ke atas. Aku masukin batangku ke dalam hangatnya veginya, berasa banget betapa dinding veginya menjepit batangku dengan erat. Dimulai dengan tusukan2 pelan yang lalu temponya berubah kencang, dia kembali mengeluarkan suara rintihan2 nikmat sambil tangannya mencengkeram bantal. Aku pun menikmati gesekan2 dinding veginya pada keseluruhan batangku. Aku dorong pantatnya ke bawah ke posisi doggie sambil tidur, trus tingkatin kecepatan lagi. Dia udah ga nahan2 lagi jeritan nikmatnya dan terasa dinding veginya makin mengejan rapat, yang lalu aku hantam bertubi2 ampe akhirnya badannya bergetar2 karena dia kembali mencapai orgasmenyai, trus dia menengokkan kepalanya ke belakang supaya
bisa ciuman ama aku.
Aku merasa bentar lagi aku juga akan ngecret. Pindah ke gaya tusuk samping, dia berbaring dan mengangkat kakinya buat ngasi jalan batangku masuk dari belakang. Posisi aku berbaring miring kearahnya. Begitu batangku masuk, dia merapatkan kakinya supaya makin ngejepit. Aku merengkuh tubuhnya dalam pelukanku sambil menikmati kekenyalan sepasang tocilnya dalam genggaman tanganku, lalu mulai membangun tempo enjotan. Kalo waktu doggie tadi jepitannya udah berasa luar biasa, dalam posisi ini ternyata bisa lebih ngejepit lagi. Konsentrasi, trus mulai dengan enjotan2 dalam yang membuat dia kembali mengerang2 nikmat, dan aku percepat enjotanku ampe getarannya membuat ranjang berderak2 kaya mau rubuh. Suara erangannya membuat aku jadi makin bernafsu. "Nez, bareng yuk keluarnya". Dia cuma mengangguk dengan mata yang masih terpejam, jadi kupeluk tubuhnya makin erat dan pepetin panggulku ke pantatnya dengan kuat, kupentok2in batangku sambil dijepit kuat ama dinding2 veginya. Akhirnya crot..crot.. menyemburlah maniku dengan hebatnya dalam beberapa kali semburan yang dibarengi dengan
cengkeraman kuat tangannya di lenganku yang menandakan kalo dia juga mencapai orgasmenya pada saat yang bersamaan. "Om jago amir deh ngegenjotnya, Inez ampe trus2an klimax, om baru sekali ngecretnya, lemes banget deh om". "Tapi nikmat kan.." "Bangetz". "Mo lagi gak". "Ya maulah, nikmat gini masak gak mau, tapi istirohat dulu ya om, Inez lemes banget".
Cerita Dewasa : Tiba-tiba kudengar pintu kamar terbuka, ternyata Ari tak tahan mendengar desahanku barusan. "aku pengen juga dong Nez, bole ya". Inez cuman ngangguk lemes, "tapi istirahat dulu ya om, abisnya om Frans jago banget neggojek vegi Inez ampe Inez trus2an deh klimaxnya". "O iya deh, kamu istirahat dulu, aku ambilin minum ya". Ari keluar kamar dan
kembali membawa 2 minuman kaleng, satu dia kasi ke Inez dan satunya untukku. Inez dan aku segrea menanggak abis minuman yang dibawakan Ari. "Bocor nih kalengnya", gurauku. Aripun keluar kamar kembali dan membawakan lagi 2 minuman kaleng yang laen lagi. itu pun segera licin tandas membasahi tenggorokan Inez dan aku. "Wah, kerja rodi ya ampe aus gitu, mau lagi kah?" "Gak dah cukup kok, makasi, serah terima ya Ineznya ke kamu". Aku langsung meninggalkan kamar dengan penuh kenimatan untuk memberi kesempatan ke Ari untuk menggarap veginya Inez juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar